ibarat alur cerita, ini sudah memasuki masa pra klimaks tatkala pertanyaannya sudah mulai menjurus ke pernikahan. terus terang sih, canggung juga mo ngomong soal itu ma temen cowok yang sebenarnya saya hanya mengenal namanya sewaktu SMU. selebihnya tentang dia saya ngak tau...aneh aja, tiba-tiba sekrang berubah jadi kelihatannya akrab...
"kapan cima target nikah?" katanya. sontak dong, dari yang tadinya mood chatting tiba-tiba drop hanya gara-gara pertanyaan yang menurutku pribadi banget.
chating-chating terdahulu ma dia memang selalu mengarah ke situ sih, tapi kali ini benar-benar dah straight to the point...
dengan nada bcanda kubalas aja kalo hanya Allah yang tahu jodohku datangnya kapan...
katanya sih, dia target nikah tahun ini....Alhamdulillah!
dalam hati kupikir lucu juga ya...ini mungkin imbasnya film ayat-ayat cinta itu, banyak yang tiba-tiba mikirin mo nikah..hehe...pake target-target segala.
akhirnya, dengan bcanda kuminta saja doanya biar dapat jodoh kayak Fachri...
manyun deh pas jawabannya bilang "memangnya cima sudah seperti Aisha?" :(
singkat cerita, kami berdebat masalah pakaian. sejujurnya kubilang, aku tuh kurang sependapat dengan cara berpikirnya yang menyimpulkan tentang pakaian seorang wanita muslimah. jadi, sisi ketakwaan diukur dari situ? terus terang, itu bukan ukuran saya untuk menjadi takwa...
akhirnya, obrolan malam itu...deadlock...tepatnya aku mengalah saja...
esoknya masih dengan topik yang sama...yang pada akhirnya dia mengirimkan gambar pakaian wanita muslimah yang sepantasnya aku kenakan. nggak abis pikir aja saya ini, segitu ngototnya dia 'mendakwahkan' tentang pakaian.
mungkin saya bisa tergugah jika cara yang dia pakai lain, lebih menyentuh! saya sama sekali tidak respek jika sesuatu itu sudah ada perbandingan. seakan, dengan berpakaian seperti itu sudah pasti wanita yang takwa dan yang tidak berpakaian seperti itu maka patut dipertanyakan ketakwaannya. Astagfirullah!!!
mestinya dia bisa bersikap toleran. .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar