3.20.2008

ChattiNg...

sudah dua hari ini saya chatting ma salah satu temanku di Jogja. perbincangan dengan dia selalu saja 'meras otak ma nahan emosi' saking 'serunya' materi yang kami bincangkan. awalnya cuma sekadar say hai, salam,n...ngobrol....cerita seputar kawan-kawan lama...

ibarat alur cerita, ini sudah memasuki masa pra klimaks tatkala pertanyaannya sudah mulai menjurus ke pernikahan. terus terang sih, canggung juga mo ngomong soal itu ma temen cowok yang sebenarnya saya hanya mengenal namanya sewaktu SMU. selebihnya tentang dia saya ngak tau...aneh aja, tiba-tiba sekrang berubah jadi kelihatannya akrab...
"kapan cima target nikah?" katanya. sontak dong, dari yang tadinya mood chatting tiba-tiba drop hanya gara-gara pertanyaan yang menurutku pribadi banget.
chating-chating terdahulu ma dia memang selalu mengarah ke situ sih, tapi kali ini benar-benar dah straight to the point...
dengan nada bcanda kubalas aja kalo hanya Allah yang tahu jodohku datangnya kapan...
katanya sih, dia target nikah tahun ini....Alhamdulillah!
dalam hati kupikir lucu juga ya...ini mungkin imbasnya film ayat-ayat cinta itu, banyak yang tiba-tiba mikirin mo nikah..hehe...pake target-target segala.
akhirnya, dengan bcanda kuminta saja doanya biar dapat jodoh kayak Fachri...
manyun deh pas jawabannya bilang "memangnya cima sudah seperti Aisha?" :(
singkat cerita, kami berdebat masalah pakaian. sejujurnya kubilang, aku tuh kurang sependapat dengan cara berpikirnya yang menyimpulkan tentang pakaian seorang wanita muslimah. jadi, sisi ketakwaan diukur dari situ? terus terang, itu bukan ukuran saya untuk menjadi takwa...
akhirnya, obrolan malam itu...deadlock...tepatnya aku mengalah saja...
esoknya masih dengan topik yang sama...yang pada akhirnya dia mengirimkan gambar pakaian wanita muslimah yang sepantasnya aku kenakan. nggak abis pikir aja saya ini, segitu ngototnya dia 'mendakwahkan' tentang pakaian.
mungkin saya bisa tergugah jika cara yang dia pakai lain, lebih menyentuh! saya sama sekali tidak respek jika sesuatu itu sudah ada perbandingan. seakan, dengan berpakaian seperti itu sudah pasti wanita yang takwa dan yang tidak berpakaian seperti itu maka patut dipertanyakan ketakwaannya. Astagfirullah!!!
mestinya dia bisa bersikap toleran. .

3.17.2008

euFoRia ayat-Ayat CiNta



film ayat-ayat cinta benar-benar telah membius semua penikmat film di Indonesia . bahkan, sebelum film aslinya sendiri resmi beredar di bioskop, malah sudah nyebar versi bajakannya.

kasian juga melihat usaha keras Mas Hanung Bramantyo akan film ini dihargai dengan peredaran bajakannya. andai saja mereka-mereka ini membaca cerita hati mas hanung tatkala membuat film ini...ya....mereka bisa membaca itu di blog mas hanung, tapi tidak..mereka tidak peduli...saya turut prihatin mas..!

tapi nafikkan saja aib itu...saya hanya mau berbagi cerita tentang pengamatan saya setelah film ini --akhirnya--tayang di bioskop Makassar.

Pas tanggal 28 Februari itu, semua studio di Makassar bejibun antrian tiket...buanynyakk!!belum pernah saya melihat antrian seperti ini kecuali antrian tiket kereta api jelang mudik. ini fenomena....bisa dibayangkan, jika yang ada di studio adalah anak-anak balita, anak-anak setingkatSD, remaja, dan orang dewasa tumplek jadi satu di depan tempat pembelian tiket.

saya bahkan mengurunkan niat untuk ikut menonton tayangan perdana ini... padahal, dalam blog mas hanung saya sudah janji akan nonton hari pertama dalam pesan saya. tapi...kenyataannya sangat sulit beli tiketnya..maaph!saya kenyataannya bukan setangguh mereka-mereka yang rela antri berjam-jam untuk mendapatkan selembar tiket film AAC ini...

Tapi Allah memang menunjukkan kebesaran-Nya diujung usaha manusia. . Hari ketiga penayangan, akhirnya saya bisa juga menonton film itu... itupun saya menggantikan teman saya yang batal nonton karena memilih hang out bareng TTM-nya...

meski sedikit telat masuk bioskop, namun saya usahakan bisa menikmati sebaik mungkin film ini. saya kehilangan beberapa adegan, saya baru mendapatkan adegan di trem itu. dan ceritapun berlanjut. sampai akhirnya saya tidak bisa membendung airmata ketika beberapa adegan harubirunya yang sangat memiliki pesan moral itu hadir. toh, akhirnya, saya merasa film ini sudah sangat maksimal jika diikatkan dengan proses pembuatannya seperti yang dicurhatkan mas hanung dalam blognya.

lagi, setelah itu, saya pun sudah menikmati film ini berkali-kali setelah ternyata tidak susah mendapatkan bajakannya .

teman-teman di kantor pun akhirnya tertular untuk menonton film ini di komputer saja setelah saya membawa copy-annya ke kantor. sekarang hampir semua komputer punya filenya. --maaph ya mas hanung, tapi saya janji, jika VCD nya beredar saya akan membeli.piss---

saya pikir, film ini hanya akan bertahan untuk menjadi perbincangan seru setelah menontonnya. tapi, ternyata hampir semua stasiun tv mengulasnya dalam berbagai acara, tidak luput dari Topik Minggu Ini nya SCTV.

Lagi, tatkala di sini ternyata tren nonton bareng film AAC juga sedang menjamur. entah itu dengan teman sekolah, teman sekampus bahkan pejabat dan istri pejabat. entah, mungkin karena melihat di TV banyak pejabat tersohor negeri ini yang menyempatkan waktu menonton film ini di bioskop, makanya pejabat di sini juga demikian.

Istri walikota misalnya, sampai rela mem booking satu teater untuk nonton bareng dengan kalangan jurnalis. --bisa juga sih jadi pelajaran karena mereka punya suami hehe---tidak pelak, hingga film itu berakhir pun ibu wali masih kenceng nangisnya, sampai mata sipitnya jadi makin sipit.

beberapa hari setelah itu, malah pak SYL juga adakahn nonton bareng. seruu juga ya..magnet film ini ternyata kuat juga menarik kalangan pejabat elit untuk menontonnya.Bahkan, kabarnya anggota dewan juga berencana untuk nonton bareng...

entah apa kira-kira dibalik acara nonton bareng ini. apakah memang mereka menilai filmnya sangat menarik dan memiliki pesan moral yang tinggi tentang Islam dan pernikahan? ataukah....